10 Negara Berjuang Melawan Pelanggaran Data Besar
TREND TEKNOLOGI – Pelanggaran data semakin mengkhawatirkan di seluruh dunia. Peretas mengeksploitasi sistem keamanan yang lemah atau kesalahan manusia untuk mencuri informasi sensitif.
Perusahaan keamanan siber, Surfshark, menemukan bahwa 60,9 miliar titik data telah terekspos sejak 2004, dengan alamat email menjadi target paling umum (17,2 miliar). Setiap email yang bocor mengekspos rata-rata 2,5 titik data tambahan.
Serangan baru-baru ini terhadap Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2 Indonesia, menggunakan ransomware, melumpuhkan server beberapa lembaga pemerintah. Insiden ini menyoroti perlunya langkah-langkah keamanan siber yang kuat.
1. Amerika Serikat
Setiap warga negara AS kehilangan rata-rata 37 titik data karena pelanggaran sejak tahun 2004. Kebocoran yang paling umum melibatkan nama, kata sandi, dan format data terkompresi, dengan total lebih dari 12,5 miliar titik data yang dikompromikan.
2. Rusia
Pelanggaran data di Rusia telah membobol lebih dari 4,3 miliar titik data, termasuk detail pribadi seperti nama, nomor telepon, nama belakang, dan kata sandi. Kasus terkenal pada tahun 2019 melibatkan penjualan informasi pribadi di pasar gelap dari 60 juta pemegang kartu kredit Sberbank.
3. Cina
Tiongkok telah melihat sekitar 2 miliar titik data terekspos, termasuk nama, alamat IP (protokol internet), nama pengguna, kata sandi enkripsi, dan kata sandi, dengan total sekitar 2 miliar. Kebocoran data yang signifikan pada bulan Maret 2019 membahayakan data 364 juta pengguna WeChat dan QQ.
4. Prancis
Prancis telah mengalami lebih dari 1,4 miliar pelanggaran data, mengungkap informasi, seperti tanggal lahir, kata sandi enkripsi (hash kata sandi), nama pengguna, dan kata sandi. Salah satu kasus terbesarnya adalah serangan ransomware yang menargetkan raksasa asuransi AXA pada Mei 2021.
5. Brasil
Brasil telah melampaui 1,2 miliar kebocoran data, yang mencakup detail pribadi, seperti nama lengkap, alamat, dan nomor telepon. Salah satu kebocoran data terbesar dalam sejarah negara ini terjadi pada tahun 2020, yang berdampak pada 243 juta orang.
6. India
India juga mengalami lebih dari 1,2 miliar kebocoran data, yang mengungkap informasi seperti nama, nomor telepon, dan kata sandi. Beberapa perusahaan besar telah menjadi sasaran penjahat dunia maya, termasuk basis data Aadhaar, BigBasket, Air India, Dominos, dan State Bank of India.
7. Inggris Raya
Inggris telah mengalami lebih dari 1,06 miliar kebocoran data, yang mencakup nama, nama pengguna, dan kata sandi. Serangan siber besar menimpa pengecer elektronik Dixons Carphone pada bulan Juli 2017, yang mengakibatkan hilangnya 14 juta catatan pribadi dan 5,6 juta detail kartu pembayaran.
8. Jerman
Jerman telah mengalami hampir 1 miliar pelanggaran data, yang mengungkap informasi seperti alamat IP, nama pengguna, dan kata sandi. Pada bulan Agustus 2019, otoritas Jerman di negara bagian Hessen menangkap para peretas yang bertanggung jawab atas kebocoran data terbesar di negara itu pada tanggal 1-28 Desember 2018, yang melibatkan pencurian ratusan data pribadi politisi, seperti nomor telepon seluler, riwayat obrolan pribadi, dan detail kartu kredit.
9. Italia
Italia telah mencatat lebih dari 645 juta pelanggaran data, yang membahayakan informasi seperti tanggal lahir, nama, nama pengguna, dan kata sandi. Kebocoran data besar pada tahun 2018 mengungkap informasi lebih dari 750.000 pelanggan UniCredit.
10. Kanada
Kanada telah melampaui 621 juta pelanggaran data, yang membahayakan informasi pribadi. Serangan siber yang signifikan terhadap Desjardins Group pada Juni 2023 mengakibatkan terungkapnya data 4,2 juta pelanggan.
Meski saat ini tidak masuk dalam Top 10, Indonesia sebelumnya menduduki peringkat ketiga (Juli-September 2022) dengan 108,9 juta akun yang dibobol. Insiden “Bjorka”, yang mendapat perhatian besar di dunia maya, merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan ini.