8 Pekerjaan yang Tidak Dapat Digantikan oleh AI, yang Menghargai Manusia

TREND TEKNOLOGI – Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja karena sifatnya yang cepat menghilangkan sentuhan manusia. Berdasarkan survei yang dilakukan Jobstreet, 68% pekerja aktif di Indonesia menunjukkan kekhawatiran yang meningkat terhadap Gen AI atau kecerdasan buatan. Mereka memiliki keyakinan yang sama bahwa AI dapat mengambil alih pekerjaan dan tugas mereka. 

Di tengah masa depan kecerdasan buatan yang tidak menentu, pekerjaan tertentu yang tidak dapat digantikan oleh AI, seperti pekerja sosial, terus mencuri perhatian.

8 Pekerjaan yang Tidak Dapat Digantikan oleh AI 

Mengutip Tech Target , artikel ini mengungkap 8 pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh AI. 

1. Pekerja Sosial 

Pekerja sosial dicirikan oleh kebutuhan besar akan empati untuk menyelesaikan tugas harian mereka. Bahkan AI yang paling canggih pun tidak memiliki kemampuan untuk memberikan sentuhan manusiawi dalam hal emosi. 

Meskipun menyediakan data olahan yang ideal, kecerdasan buatan tidak memiliki pertimbangan etika wajib yang dimiliki pekerja sosial. 

2. Tenaga Kesehatan 

Sampai saat ini, kecerdasan buatan telah mendorong kekuatan dominan dalam industri medis melalui berbagai episode terobosan, seperti deteksi sepsis, yang telah menempatkan lebih banyak harapan pada sistem robotik. 

Kelemahan terbesarnya mungkin adalah kurangnya penilaian yang lebih baik dari AI, karena pasien tidak dapat terlalu bergantung pada sistem untuk membuat keputusan yang mengubah hidup. Itulah sebabnya pekerja layanan kesehatan disorot sebagai salah satu pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh AI. 

3. Atlet 

Pemirsa tertarik pada sportivitas karena kepuasan emosionalnya yang mencakup ikatan tulus antara penonton dan atlet. Permintaan tertentu seperti ini kemungkinan akan ditiru oleh AI, sehingga semakin sedikit peluang bagi kecerdasan buatan untuk menguasai pasar. 

4. Seni Pertunjukan 

Di antara meningkatnya kekhawatiran tentang dominasi AI dalam industri media digital, pekerjaan seperti seni pertunjukan menggambarkan gaya khas yang tidak mungkin ditiru oleh sistem terkenal itu.  

Aktor, sutradara, dan pakar lainnya tetap menjadi tambahan penting untuk memperkaya ekspresi emosional seni pertunjukan seperti film.  

5. Hakim 

Seperti halnya profesi lain yang membutuhkan penilaian manusia yang cermat, para hakim mampu bertahan dari gempuran gelombang kecerdasan buatan. Profesi hukum lainnya juga memiliki pegangan kuat pada tugas-tugas manusia yang cukup sulit untuk ditembus oleh AI.  

6. Ilmuwan Riset dan Insinyur 

Analisis tingkat tinggi dalam eksperimen ilmiah memerlukan sentuhan manusia yang wajib, yang umumnya menghalangi keterlibatan kecerdasan buatan.  

Meskipun memiliki pemahaman mendalam tentang pengetahuan domain, AI tidak akan pernah bisa menggantikan keterampilan berpikir kritis para ilmuwan dan insinyur. 

7. Peran Berbasis Spiritual 

Hubungan sejati antara manusia dan Tuhan tidak dapat didefinisikan hanya dengan data olahan atau algoritma kecerdasan buatan. Seperti dikutip Tech Target , ide pengembangan pendeta AI segera ditutup karena rekomendasinya yang tidak akurat dan menyimpang dari logika agama itu sendiri.  

8. Peran Sumber Daya Manusia dan Akuisisi Bakat 

Profesional SDM tidak hanya memantau resume kandidat, yang dapat dengan mudah diaktifkan oleh kecerdasan buatan. Sebaliknya, peran mereka melibatkan interpretasi mendalam terhadap dinamika manusia yang mendukung manajemen karyawan perusahaan. 

Sebagian besar pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh AI memerlukan emosi manusia yang kompleks, sehingga tidak mungkin dapat ditiru oleh mesin mana pun yang ada. 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *