Elon Musk Seret Microsoft dalam Gugatan Hukum Terbarunya terhadap OpenAI
TREND TEKNOLOGI – Miliarder teknologi Elon Musk memperluas gugatannya terhadap OpenAI. Ia menambahkan gugatan antimonopoli federal dan gugatan lainnya serta menambahkan pendukung finansial terbesar OpenAI, Microsoft, sebagai tergugat, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Gugatan Musk yang diajukan pada hari Kamis, 14 November 2024, di pengadilan federal di Oakland, California, menyatakan bahwa Microsoft dan OpenAI secara ilegal berusaha memonopoli pasar kecerdasan buatan generatif dan menghilangkan pesaing.
Gugatan yang diperluas tersebut menyatakan bahwa OpenAI dan Microsoft melanggar undang-undang antimonopoli dengan mensyaratkan peluang investasi dalam perjanjian untuk tidak berurusan dengan perusahaan pesaing. Disebutkan bahwa perjanjian lisensi eksklusif perusahaan tersebut merupakan penggabungan tanpa persetujuan regulasi.
Mirip dengan pengaduan awal Musk pada bulan Agustus, ia menuduh OpenAI dan kepala eksekutifnya, Samuel Altman, melakukan pelanggaran kontrak dengan mengutamakan keuntungan daripada kepentingan publik dalam memajukan AI. Gugatan tersebut bertujuan untuk mencabut lisensi OpenAI dengan Microsoft dan memaksa mereka untuk menarik keuntungan yang diperoleh “secara tidak adil”.
“Tidak ada perusahaan yang pernah berubah dari badan amal bebas pajak menjadi perusahaan raksasa yang menghasilkan laba sebesar 157 miliar Dolar AS dan melumpuhkan pasar hanya dalam delapan tahun,” bunyi gugatan tersebut.
OpenAI dalam sebuah pernyataan mengatakan gugatan terbaru tersebut “bahkan lebih tidak berdasar dan melampaui batas” daripada gugatan sebelumnya. Microsoft menolak berkomentar.
“Praktik anti-persaingan Microsoft telah meningkat,” kata pengacara Musk, Marc Toberoff, dalam sebuah pernyataan. “Sinar matahari adalah disinfektan terbaik.”
Musk telah lama berselisih dengan OpenAI. Musk sendiri merupakan salah satu pendiri OpenAI pada tahun 2015. Ia kerap mengkritik perusahaan dan para pemimpinnya pada tahun-tahun berikutnya. Musk mengundurkan diri dari dewan direksi OpenAI pada tahun 2018.
Musk telah mendapatkan perhatian baru sebagai pemain kunci dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang akan datang. Trump menunjuk Musk untuk peran baru yang dirancang untuk mengurangi pemborosan pemerintah, setelah ia menyumbangkan jutaan dolar untuk kampanye Trump.