Microsoft Menemukan AI Dapat Melemahkan Keterampilan Berpikir Kritis

Microsoft Menemukan AI Dapat Melemahkan Keterampilan Berpikir Kritis

Sebuah studi yang dilakukan oleh Microsoft dan Universitas Carnegie Mellon mengungkapkan bahwa penggunaan AI dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis penggunanya. Penelitian tersebut melibatkan survei terhadap pekerja dari berbagai bidang seperti bisnis, pendidikan, seni, administrasi, dan komputasi.

Studi tersebut menemukan bahwa individu yang sangat percaya pada keakuratan asisten AI cenderung kurang berpikir kritis tentang kesimpulan yang ditarik oleh alat-alat ini. Hal ini menunjukkan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh meningkatnya penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari. Seiring tumbuhnya kepercayaan pada alat pembelajaran mesin, alat-alat tersebut dapat menghasilkan konten yang berbahaya tanpa disadari.

Para peneliti dalam penelitian tersebut, yang dikutip dari laporan Live Science pada Senin, 28 April 2025, mengatakan bahwa ketika AI digunakan secara tidak tepat, teknologi dapat dan memang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif yang seharusnya dipertahankan.

Studi ini melibatkan 319 pekerja pengetahuan yang dihubungi melalui platform crowdsourcing Prolific. Responden, yang pekerjaannya mencakup berbagai bidang, diminta untuk memberikan contoh penggunaan alat AI generatif, seperti ChatGPT, dalam pekerjaan mereka.

Mereka kemudian diminta untuk menjelaskan apakah dan bagaimana mereka menggunakan keterampilan berpikir kritis. Hasil survei menunjukkan bahwa 40 persen tugas yang diselesaikan oleh peserta tidak melibatkan pemikiran kritis.

Temuan ini menyoroti dampak ketergantungan digital pada kemampuan kognitif manusia. Penggunaan AI dalam rutinitas harian dapat mengurangi keterlibatan kritis, terutama dalam tugas yang tidak memerlukan keputusan besar. Penurunan keterlibatan kritis ini menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan jangka panjang pada alat-alat ini, yang dapat mengurangi kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.

“Anehnya, meski AI dapat meningkatkan efisiensi, AI juga dapat mengurangi keterlibatan kritis, khususnya dalam tugas rutin atau berisiko rendah, di mana pengguna hanya mengandalkan AI, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan jangka panjang dan berkurangnya pemecahan masalah secara mandiri,” tulis para peneliti.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *