Perbandingan Antara AI vs Kecerdasan Manusia
TREND TEKNOLOGI – Dari ranah fiksi ilmiah hingga ranah kehidupan sehari-hari, kecerdasan buatan telah mengalami kemajuan yang signifikan. Karena AI sudah begitu meresap dalam industri dan kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini, perdebatan baru pun muncul, yang mempertemukan dua paradigma yang saling bersaing, yaitu AI dan kecerdasan manusia.
Meskipun tujuan dari kecerdasan buatan adalah untuk membangun dan menciptakan sistem cerdas yang mampu melakukan pekerjaan yang serupa dengan yang dilakukan oleh manusia, kita tidak bisa tidak mempertanyakan apakah AI saja sudah cukup. Artikel ini membahas berbagai topik, termasuk potensi dampak AI terhadap masa depan dunia kerja dan perekonomian, perbedaan AI dengan kecerdasan manusia, dan pertimbangan etis yang harus dipertimbangkan.
Kecerdasan Buatan vs. Kecerdasan Manusia: Sebuah Perbandingan
Evolusi
- Kemampuan kognitif untuk berpikir, menalar, mengevaluasi, dan sebagainya dibangun dalam diri manusia berdasarkan kodratnya.
- Norbert Wiener, yang menghipotesiskan mekanisme kritik, dianggap memberikan kontribusi awal yang signifikan terhadap pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Esensi
- Tujuan kecerdasan manusia adalah menggabungkan berbagai aktivitas kognitif untuk beradaptasi dengan keadaan baru.
- Tujuan dari kecerdasan buatan (AI) adalah untuk menciptakan komputer yang mampu berperilaku seperti manusia dan menyelesaikan pekerjaan yang biasa dilakukan manusia.
Kegunaan
- Manusia memanfaatkan memori, kemampuan pemrosesan, dan bakat kognitif yang disediakan otak mereka.
- Pemrosesan data dan perintah sangat penting untuk pengoperasian perangkat yang didukung AI.
Kecepatan operasi
- Dalam hal kecepatan, manusia bukanlah tandingan kecerdasan buatan atau robot.
- Komputer mempunyai kemampuan memproses lebih banyak informasi dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan manusia. Jika pikiran manusia dapat menjawab permasalahan matematika dalam lima menit, kecerdasan buatan mampu menyelesaikan sepuluh permasalahan dalam satu menit.
Kemampuan belajar
- Landasan intelektualitas manusia diperoleh melalui proses belajar melalui berbagai pengalaman dan situasi.
- Pasalnya, robot tidak mampu berpikir abstrak atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengalaman masa lalu. Mereka hanya mampu memperoleh pengetahuan melalui paparan materi dan praktik yang konsisten, meskipun mereka tidak akan pernah menciptakan proses kognitif yang unik pada manusia.
Pengambilan Pilihan
- Tidak menutup kemungkinan faktor subjektif yang tidak hanya didasarkan pada angka dapat mempengaruhi keputusan yang diambil manusia.
- Karena mengevaluasi berdasarkan keseluruhan fakta yang diperoleh, AI sangat objektif dalam mengambil keputusan.
Kesempurnaan
- Ketika berbicara tentang wawasan manusia, hampir selalu ada kemungkinan “kesalahan manusia”, yang mengacu pada fakta bahwa beberapa nuansa mungkin terabaikan pada suatu saat.
- Fakta bahwa kemampuan AI dibangun berdasarkan kumpulan pedoman yang dapat diperbarui memungkinkannya memberikan hasil yang akurat secara berkala.
Penyesuaian
- Pikiran manusia mampu menyesuaikan sudut pandangnya sebagai respons terhadap perubahan kondisi di sekitarnya. Karena itu, masyarakat mampu mengingat informasi dan unggul dalam berbagai aktivitas.
- Kecerdasan buatan membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan perubahan yang tidak diperlukan.
Fleksibilitas
- Kemampuan untuk melakukan penilaian yang baik sangat penting untuk melakukan banyak tugas, seperti yang ditunjukkan dengan melakukan berbagai pekerjaan sekaligus.
- Sama seperti kerangka kerja yang dapat mempelajari tugas satu per satu, kecerdasan buatan hanya mampu menyelesaikan sebagian kecil tugas pada waktu yang sama.
Jaringan sosial
- Manusia lebih unggul dari hewan sosial lainnya dalam hal kemampuannya mengasimilasi fakta teoretis, tingkat kesadaran diri, dan kepekaan terhadap emosi orang lain. Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk sosial.
- Kecerdasan buatan belum menguasai kemampuan menangkap indikator sosial dan antusiasme terkait.
Operasi
- Ini mungkin digambarkan sebagai inventif atau kreatif.
- Ini meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan. Mustahil untuk menjadi kreatif atau inventif karena robot tidak dapat berpikir dengan cara yang sama seperti manusia.